
Sebagaimana hasil penelitian, konsumsi daging ayam ras terus meningkat seiring dengan perubahan ekonomi nasional. Pada tahun 1990 konsumsi daging ayam ras baru mencapai 1,93 kg/kapita/tahun dan tahun 1996 meningkat mencapai 2,61 kg/kapita/tahun. Konsumsi daging ayam ras sempat menurun saat terjadi krisis tetapi kemudian kembali meningkat saat pemulihan ekonomi berlangsung dan pada tahun 2001 diprediksi konsumsi rata-rata 4,48 kg/kapita/tahun. Peningkatan konsumsi daging ayam ras diperkirakan terus meningkat apabila terjadi pertumbuhan ekonomi karena korelasi antara konsumsi dengan pendapatan masyarakat cukup tinggi. Titik jenuh konsumsi daging ayam ras masih jauh dibandingkan dengan kondisi saat ini. Sebagai perbandingan, konsumsi daging ayam ras di negara maju dapat mencapai 75 kg/kapita/tahun, yang 16 kali lipat lebih dari rata-rata konsumsi nasional saat ini (PINSAR Unggas Nasional, 2000).
Tingginya permintaan ayam ras dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
- memiliki karakteristik yang disukai masyarakat luas termasuk penduduk pedesaan;
- elastisitas permintaan terhadap pendapatan relatif lebih tinggi sebesar 1,11 dan relatif paling tinggi dibandingkan produk ternak lainnya;
- dibandingkan dengan daging lainnya, daging ayam ras dipercaya sebagai produk dengan kadar kolesterol rendah;
- harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga daging lainnya, biasanya sekitar sepertiga dari harga daging sapi; dan
perkembangan usaha di tingkat off farm (proses hilir) yang sangat efektif dalam mendukung sistem distribusinya seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, dan Texas Fried Chicken.
Perkembangan populasi dan produksi ayam ras pedaging sangat pesat karena faktor-faktor antara lain :- secara biologis memiliki masa pemeliharaan yang singkat, dapat dipanen umur 5-6 minggu;
- dukungan yang kuat dalam ketersediaan bibit oleh industri modern khususnya dari negara tetangga;
- teknologi mudah diadopsi dan minat masyarakat dalam budidaya sangat tinggi;
Adanya dukungan pemerintah dengan harapan menjadi instrumen pemberdayaan masyarakat melalui pola kemitraan PIR. Perkembangan ayam ras tersebut terkait dengan jumlah penduduk dan aksesibilitas, sehingga sentra pengembangan saat ini berada di Jawa Barat dengan populasi 180,83 juta ekor, Jawa Timur dengan 92,48 juta ekor, Jawa Tengah 71,86 juta ekor, Sumatera Utara 27,57 juta ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2001).
Semoga dari informasi ini bagi yang ingin usaha ayam pedaging lebih semangat menjalankan bisnis ini.karena sangat terbuka lebar pasar peternak ayampedagin ini. Selamat mencoba. Salam Sukses
loading...
0 comments:
Terimakasi atas kunjunganya, Silahkan tinggalkan pesan..
Komentar Anda sangat berarti bagi kami