Minggu, 13 Juni 2010

Usaha Bisnis Air Minum Galon Isi Ulang

Kepedulian masyarakat pada kesehatan yang terus meningkat ikut mengerek bisnis air minum galon isi ulang. Kebutuhannya tidak lagi hanya untuk diminum, tetapi juga untuk masak sampai mandi bayi.

Dibandingkan dengan harga air mineral yang bermerek, harganya jauh lebih murah. Segalon air mineral bermerek harganya Rp10.500 - Rp11.000, sedangkan air galon isi ulang cukup Rp3.500.

Yantje Wongso, Pemilik PT Biru Semesta Abadi perusahaan depot isi ulang, mengatakan prospek usahanya bagus, sehingga mendorong depot air minum isi ulang bertumbuh.

Sekarang ini pasarnya tetap menjanjikan karena penduduk Indonesia banyak. Apalagi naiknya harga BBM menyebabkan ongkos memasak air menjadi mahal. Masyarakat menjadi lebih suka membeli air minum isi ulang. "Murah dan kualitasnya baik," kata Yantje.

Saking banyaknya investor yang ingin menggarap peluang ini, di satu wilayah di Surabaya, depot isi ulang di sana berjejer hanya berjarak 100 meter antara satu dan lainnya. Namun, karena pasarnya masih besar, tetap saja mereka bisa berjalan.

Menurut Yantje, biasanya satu rumah tangga membutuhkan air untuk minum keperluan seminggu sebanyak satu galon. Jika air tersebut juga digunakan untuk keperluan lain, seperti memasak dan memandikan bayi, bisa membeli enam hingga tujuh galon dalam seminggu.
Dua cara usaha

Yantje mengatakan untuk membuka depot air minum isi ulang biasanya dengan dua cara, dengan membeli alat sterilisasi air, dan dengan menjadi penerima waralaba.

Alat sterilisasi biasanya dijual dengan harga Rp25 juta untuk satu perangkatnya. Airnya dibeli dengan harga Rp350.000 per satu tangki mobil .

Setelah membeli peralatan serta merenovasi gerai, investor bisa menamai depotnya sesuai dengan selera sendiri. Adapun, yang membuka depot air dengan sistem waralaba, mesti menamai gerainya sesuai dengan franchise yang dibeli investor, seperti halnya yang diterapkan Biru.

Biru menetapkan terwaralabanya untuk memiliki pabrikan penghasil air minum dan toko untuk menjual eceran air yang dihasilkan kepada konsumen, di satu lokasi. Kebutuhan investasinya Rp400 juta-Rp600 juta, termasuk sewa lokasi dan renovasi serta peralatannya.

Sementara itu, proses mensterilkan air menggunakan dua cara, yaitu melalui proses teknologi ultraviolet atau ozonisasi untuk membunuh kuman.

Semakin steril air, ujar Yantje, makin lama air bisa bertahan. Umumnya air minum isi ulang bisa bertahan selama 2 hingga 3 bulan, untuk yang terbunuh kumannya sampai 99,9%.

Saat ini Biru memiliki 45 depot air minum isi ulang, dan 12 di antaranya merupakan milik Biru sendiri dan sisanya mengajak para investor yang menjadi mitra.

Satu gerai Biru mampu menjual air minum isi ulang mulai dari 350 hingga 1.180 galon per hari. Jumlah penjualan tergantung lokasi gerai. "Modal yang ditanam untuk membuka depot air minum isi ulang Biru sebesar Rp400 juta-Rp600 juta akan bisa kembali selama 2 hingga 4 tahun berusaha," kata Yantje.

Wahyudi Madyo Utomo, pemilik depot isi ulang dengan merek Citra Qua, memiliki gerai yang mampu menjual lebih dari 120 galon per hari, dengan harga Rp 3.500 per galon.

Dia memperoleh air dengan membeli tanki dengan harga Rp320.000 yang bisa mengisi sekitar 350 galon. Untuk bisa memenangkan persaingi, di samping menyediakan layanan antar, Wahyudi juga mengerahkan dua karyawannya untuk mendatangi rumah pelanggan 2-3 hari sekali untuk menanyakan apakah galon mereka ingin diisi ulang lagi.

Ketika awal berusaha, Wahyudi membeli tiga tangki untuk menyaring air, dan sarana membunuh kuman cara ultraviolet ditambah dengan renovasi tokonya dengan investasi Rp50 juta.

Modalnya balik setelah beroperasi 3 tahun. Wahyudi sudah menjalankan usahanya itu sejak 2005 di perumahan di Jakarta Timur. Selama itu pula, dia merasai betapa menyegarkan bisnis air minum galon isi ulang.

Refrensi: Wartawan Bisnis Indonesia
 http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/ritel-ukm-mikro/1id148244.html
loading...

0 comments:

Terimakasi atas kunjunganya, Silahkan tinggalkan pesan..
Komentar Anda sangat berarti bagi kami