Saya sangat terkesan, dengan etos kerja ibu dan bapak-bapak korban  merapi, sangat produktive sekali..tak ada satupun yang terlihat santai  di barak pengungsian, semua beraktifitas..ibu-ibunya ada jadwal masak  nasi..sedangkan bapak-baknya sudah kemana-mana mencari  nafakah..sekalipun banyak bantuan datang dari berbagai eleman. swasta  maupun pemerintah..tetapi mereka tetap produktive dengan pekerjaannya.
saya  sempat menanyakan ke satu-satunya bapak yang terlihat di rumah  pengungsian.."jumlah pengungsi di sini ada berpa pak?..kok  bapak-bapaknya sepi.." yah  gitu lah mas..untuk satu tempat di sini ada  50 an KK dan saya tekankan ke mereka jangan sampai ada bapak-bapak  nganggur di sini, semua harus pada bekerja,baik jadi penggali pasir,  berkebun dan lain-lain". itulah ungkapan bapak yang sepertinya sebagai  kepala rombong pengungsi  (jaga gawang di pengungsian).
akupun  sambil terus perfikir dan mebayangkan sangat kontras sekali pada waktu  pengungsian korban kerusuhan di kalbar dan aceh dulu, bahkan hingga saat ini korban kerusuhan di kalbar ada  aja yang masih menuntut pemerintah akan janjinya dulu..
Tak lama kemudian aku mulai menuju arah puncak merapi..walaupun belum  sampai ke tempat hunian Almarhum mbah Marijan tapi aku bisa membayangkan  betapa dahsyatnya semburan merapi..banyak desa yang rata dengan tanah  dan tertimbun abu vulkanik..
di perjalanan ku ke merapi  ada misi yang harus di sampaikan yakni..menyerahkan dana kemanusiaan, yang kami galang. 
Adapun bentuk programnya yang kami jalankan adalah:
Program Sekolah pintar merapi yang secara tecknis lapangan di kerjakan oleh gabungan mahasiswa di perguruan tinggi lokal, serta program ekonomi produktive merapi berupa pelatihan kreativitas termasuk pemberian bantuan ternak ayam, dalam program tersebut sekaligus menghadirkan kembali semangat keimanan mereka, melalui pembinaan keagamaan secara rutin.
Semoga dana yang terkumpul dari masyarakat bisa produktive serta menjadi amal jariah di hadapan Alloh kelak. Amien..
