Bumbu masakan menjadi satu bukti baru bahwa segala sesuatu bisa jadi peluang usaha, jika kita jeli dalam melihat kebutuhan masyarakat sekitar. Banyak para ibu serta pelaku bisnis makanan yang selalu menggunakan bumbu masakan dalam setiap menu yang mereka sajikan. Namun tidak semua konsumen ternyata bisa membuat bumbu masakan untuk resep yang ingin mereka masak, selain itu banyak pula konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk memasak dengan membuat bumbu secara manual menggunakan ulek maupun di blender.
Keadaaan ini ternyata dijadikan beberapa orang sebagai peluang usaha dengan prospek yang sangat besar. Saat ini membuka usaha bumbu masakan yang langsung bisa dipakai untuk memasak atau yang sering disebut dengan beumbu instan, memang berpeluang besar untuk meraup keuntungan. Banyaknya minat konsumen baik dari konsumen individu maupun konsumen industri yang menggunakan bumbu masakan instan menjadi keuntungan besar bagi usaha ini.
Konsumen
Penjual bumbu masakan instan banyak dicari para ibu rumah tangga, remaja putri, serta para pelaku usaha makanan yang membutuhkan bumbu instan untuk mempermudah proses produksi usahanya. Kemudahan yang diperoleh dengan adanya produk bumbu masakan instan ternyata disambut positif oleh para masyarakat, baik masyarakat kalangan menengah maupun masyarakat kalangan atas tertarik dengan penawaran bumbu masakan tersebut.
Info Produk
Produk bumbu masakan instan terbagi menjadi dua jenis yaitu jenis bumbu basah dan jenis bumbu kering. Jenis bumbu bahas biasanya tidak seawet bumbu jenis kering. Contoh bumbu basah antara lain bumbu opor, bumbu soto, bumbu rendang, lombok halus, dan bawang halus, yang sering digunakan para ibu rumah tangga maupun para pelaku usaha catering, rumah makan, dan restoran. Sedangkan bumbu kering biasanya lebih mengarah ke bumbu perasa atau penambah aroma, contohnya saja bumbu aroma barbeque, aroma daging ayam, aroma daging sapi, aroma jagung bakar, serta bumbu perasa lainnya yang lebih sering digunakan untuk memberi tambahan rasa dan aroma untuk makanan ringan atau camilan.
Untuk produk bumbu, dapat dikemas dengan kemasan yang beragam. Dari mulai kemasan plastik, hingga kemasan botol yang menarik para konsumen. Selain itu kemasan juga bisa disesuaikan, dengan memasarkan berbagai ukuran agar konsumen dapat menyesuaikan daya beli mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keuntungan usaha
Peluang pasar usaha bumbu masakan masih sangat luas, banyaknya pelaku usaha yang terjun pada bisnis makanan menjadi target pasar empuk bagi pelaku bisnis bumbu masakan. Karena semakin banyak pelaku bisnis makanan, maka semakin banyak pula permintaan bumbu masakan instan yang diminta pasar. Selain itu untuk memulai bisnis ini juga tidak diperlukan modal yang terlalu besar, namun mampu menghasilkan keuntungan hingga 50 % dari omset.
Kekurangan usaha
Setiap usaha memiliki resiko yang menjadi kekurangan dari usaha tersebut, salah satu kekurangan usaha ni yaitu harga bahan baku yang tidak stabil dan cenderung lebih sering harganya naik. Selain itu jika harganya naik, biasanya bahan baku tersebut susah untuk dicari jika ada pun kualitasnya tidak terlalu bagus. Di samping itu, terkadang produk bumbu yang dibuat kadaluarsa sebelum waktunya. Biasanya disebabkan proses produksi yang kurang steril, maupun bahan baku yang kurang bagus.
Pemasaran
Untuk pemasaran bumbu masakan bisa dilakukan dengan menitipkan di toko – toko yang ada di kota Anda, untuk menjangkau konsumen akhir yang biasanya dari konsumen rumahan. Sedangkan untuk menjangkau konsumen industri, dapat dicoba bekerjasama dengan beberapa pelaku usaha makanan seperti usaha restoran, katering, serta produsen camilan yang membutuhkan bumbu perasa untuk produknya.
Selain itu promosi juga bisa dilakukan dengan memasang iklan di media cetak, media elektronik, samapi media online untuk memperluas jangkauan pasar.
Kunci Sukses
Agar usaha Anda dapat berkembang, sebaiknya untuk produksi pilihlah bahan baku yang masih segar. Sehingga cita rasa bumbu yang dihasilkan sama dengan bumbu yang baru saja dihaluskan. Selain itu jaga proses produksi untuk selalu dalam keadaan higienis, sehingga keawetan bumbu bisa lebih lama. Untuk kemasan, pilihlah kemasan yang menarik namun juga sehat bagi para konsumen.
Analisa Usaha
Contoh usaha membuat bumbu nasi goreng : Modal awal Blender 1 buah Rp 400.000,00 Baskom 2 buah @ 20.000,00 Rp 40.000,00 Timbangan digital 1 buah Rp 400.000,00 Stapler Rp 30.000,00+ Total Rp 870.000,00 ( Penyusutan alat selama pemakaian 1 tahun = 1/12 x Rp 870.000,00 = Rp 72.500,00 ) Biaya Operasional Bahan baku bumbu nasi goreng untuk 900 kemasan : Bawang merah dan putih 5 kg x 15.000,00 Rp 75.000,00 Ketumbar ½ kg x Rp 20.000,00 Rp 10.000,00 Garam 1 kg x 8.000,00 Rp 8.000,00 Cabe merah 5 kg x 20.000,00 Rp 100.000,00 Merica halus ½ kg x 60.000,00 Rp 30.000,00 Tomat 3kg x @ 7.000,00 Rp 21.000,00 Minyak goreng 10 kg x @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00+ Total Rp 344.000,00 Keperluan operasional Plastik Rp 50.000,00 Stiker / brand Rp 50.000,00 Transportasi Rp 100.000,00 Listrik Rp 100.000,00 Biaya penyusutan alat Rp 72.500,00+ Total Rp 372.500,00 Total biaya operasional Rp 344.000,00 + Rp 372.500,00 = Rp 716.500,00 Omset per bulan 30 bungkus / hari x Rp 1.800,00 x 30 hari = Rp 1.620.000,00 Laba bersih Rp 1.620.000,00 - Rp 716.500,00 = Rp 903.500,00( Sumber analisa ekonomi : Tabloid Peluang Usaha Edisi 01 – VI – Oktober 2010 )
Sumber : bisnisukm.com
loading...
0 comments:
Terimakasi atas kunjunganya, Silahkan tinggalkan pesan..
Komentar Anda sangat berarti bagi kami